Dikisahkan, suatu hari ada seorang laki-laki sedang duduk-duduk sambil makan bersama istrinya dengan lauk ayam panggang. Tiba-tiba adau seorang pengemis berdiri mengetuk pintu rumahnya sambil berkata, "Tolonglah tuan! Saya orang tidak punya dan tengah dalam perjalanan"
Laki-laki tadi pun keluar menemui si pengemis dengan penuh amarah, mencacinya dan mengusirnya tanpa ada rasa kemansiaan sedikitpun. Si pengemis pergi dengan wajah murung dan sedih. Selang beberapa hari kemudian, laki-laki ang mengusir pengemis tadi jatuh miskin. Hilanglah segala kenikmatan yang ia rasakan selama ini. Ia tidak tahan dengan keadaan sekarang. Ia meninggalkan negerinya, berkelana ke penjuru negeri dan hidup dengan belas kasihan orang lain. Ia juga telah menceraikan istrinya sebelum kepergiannya. Lalu sang istri pun menikah dengan laki-laki lain di daerah lain pula.
Suatu hari, kedua pasangan ini sepakang makan bersama dengan ayam panggang dan beberapa potong roti. Saat waktu makan, tiba-tiba ada seorang pengemis mengetuk rumahnya sambil berkata, "Tolonglah tuan! Saya orang tak punya dan tengah dalam perjalanan, "Sang suami pun berkata pada istrinya, "Bawalah ayam dan kedua potong roti ini. Berikanlah padanya!"
Ketika sang istri keluar dan memperhatikan sang pengemis ternyata ia adalah suaminya dulu. Setelah memberikan ayam dan roti, ia segera kembali menemui suami yang menanyakan tentang pengemis tersebut. Ia pun memberitahukan bahwa pengemis tadi adlah suaminya yang dulu. Ia pun menceritakan kisahnya dulu ketika suaminya mengusir seorang pengemis. Setelah diam beberapa waktu, suaminya yang sekarang berkata, "Demi Allah, sayalah pengemis yang dulu kalian usir"